Perempuan itu tujuan bukan ajang percobaan
Siapa yang tak kenal istilah "Pacaran" Sebuah kata yang sudah fenomenal dan mendarah daging dikalangan remaja sekarang, khususnya remaja milenial. Rasanya jika seorang cowok atau cewek single tidak memiliki pacar, gebetan, atau apapun sebutannya itu rasanya seperti kopi yang tidak diberi gula.
Hambar!
Istilah pacaran juga identik dengan kata "PDKT, jadian, putus, cari yang baru" Begitu terus siklusnya sampai cowok/cewek tersebut merasakan pas kepada seseorang dan siap menikah.
Pacaran memang bukan tradisi, itu sudah bisa disebut kebiasaan atau hal lumrah yang terjadi di kalangan masyarakat. Bukan hanya remaja, bahkan deretan usia dari anak-anak sampai bapak-bapak atau emak-emak pun sudah tau apa itu pacaran.
Mereka katakan pacaran adalah proses awal penjajakan atau bisa disebut istilah pengenalan sebelum melanjutkan ketahap selanjutnya, jenjang keseriusan yakni pertunangan atau bahkan pernikahan.
Lamanya pacaran tergantung tingkat kobosanan atau hati seseorang itu sendiri. Bisa jadi pacaran bertahun-tahun yang sudah layaknya suami isteri, bisa jadi sebatas singgah namun tak sungguh. Seperti orang pergi ke kamar mandi umum, hanya menumpang sebentar.
Sebenarnya dalam pandangan sosial pacaran itu tidak salah, atau dalam pandangan islam pacaran sebenarnya juga tidak salah. Yang salah ada gaya pacaran tersebut, atau ketidak tahuan pelaku yang mengataskanamakan pacaran padahal sebenarnya ialah kegiatan buruknya lah yang menghasilkan mudhorot atau unsur negatif yang buruk.
Namun, sebuah ungkapan pacaran kadang merugikan beberapa perempuan. Yakni mereka hanya dijadikan sebuah percobaan atau penjajakan. Beberapa cowok mengatakan bahwa " Aku pacaran masih coba-coba sampai menemukan yang pas " Sebenrnya kata itu tidak sepenuhnya salah, juga tidak sepenuhnya benar. Pihak wanita kadang dirugikan dengan janji-janji awalan yang manis namun akhirnya tragis, untaian kata gombal namun akhirnya jadi hubungan yang gagal.
Perempuan banyak ruginya, walaupun di awal mereka seperti mendapatkan lotre berupa cinta yang membuat mabuk kepayang. Sebenernya apapun alasan dibalik ketidak cocokan pasangan itu semua merugikan perempuan, dimana mereka dijadikan ajang percobaan lalu ketika si cowok merasa tidak cocok mereka pergi lalu mencari lagi yang baru. Begitu seterusnya, tak jarang saat ini banyak konten kreator yang beralih profesi menjadi kreator video galau putus cinta daripada kata-kata motivasi. Itu terbukti saat perempuan putus cinta mereka mengupload hal demikian untuk penggambaran perasaan dikala itu dan seketika menjadi rating teratas pada kolom pencarian.
Perempuan sebenrnya adalah arti kata dibalik "Kemuliaan" Yakni kata empu yang bisa mengampu semua hal yang ada disekitarnya, tak jarang kan ada yang mengatakan "My emak is hero" Ya itu benar. Nah, dalam konteks ini maka apakah tepat jika perempuan selalu disakiti dengan alasannya tidak adanya kecocokan, ada yang lebih cantik, lebih sabar, dan lebih mengerti.
Setidaknya, jika tidak merasa mampu sampai akhir membahagiakan janganlah mampir untuk memberi kisah sebentar yang mengharukan. Sakitnya itu tidak bisa didefinisikan.
Maka, perempuan sebenarnya adalah rumah untuk setiap orang yang datang, perempuan adalah tujuan setiap kapal-kapal yang melayar mencari dermaga pelabuhan. Tak pantas ketika ada perkataan perempuan sebagai percobaan. Maka, jadilah lelaki terhormat yang menjadikan perempuan sebagai tujuan bukan percobaan atau pilihan.
Banyuwangi, 29 Mei 2021
Wardaath
Komentar
Posting Komentar